Tanggal 1 Dzulhijjah akan tiba pada Senin (9/8/2018). Begitu pula dengan hari raya Idul Adha 1439 H akan jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah.
Jika berdasarkan dengan kalender masehi, maka diperkirakan akan jatuh tepat pada tanggal 22 Agustus 2018.
Kendati demikian, kepastian penetapan hari raya Idul Adha 1439 H masih menunggu sidang isbat yang akan dilakukan oleh Kementerian Agama.
Menjelang perayaan Idul Adha 1439 H ada beberapa sunnah yang bisa dilakukan di bulan Dzulhijjah. Salah satunya dengan melaksanakan puasa sunnah Tarwiyah.
Jika puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, puasa Tarwiyah dilaksanakan tepat satu hari sebelum puasa Arafah.
Artinya, puasa Tarwiyah dapat dilakukan pada tanggal 8 Dzulhijjah. Seperti puasa Arafah, puasa Tarwiyah sangat dianjurkan untuk ditunaikan oleh umat Muslim.
Jika puasa Arafah dapat menghapus dosa selama dua tahun yaitu dosa setahun lalu dan setahun yang akan datang, keistimewaan puasa Tarwiyah adalah menghapus dosa yang dibuat tahun lalu.
Antara puasa tarwiyah dan arafah itu seorang ulama bernama Imam Dailami telah meriwayatkan hadis yang bersumber dari Rasululah SAW, beliau bersabda,
“Puasa pada hari Tarwiyah menghapuskan (dosa) satu tahun, dan puasa hari Arafah menghapuskan (dosa) dua tahun.”
Hadis yang diriwayatkan oleh Dailami ini menurut sebagian ahli hadis mengatakan “Dhoif”.
Kendati demikian, ulama’ sepakat bahwa ini adalah suatu ibadah yang mendatangkan sisi positif, dan tentu disebut juga amal yang mengikuti dasar dari hadis Nabi Muhammad SAW yang lain termasuk di dalam puasa 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah.
Berdasarkan hadis shahih dari Siti Hafshah r.a. ia berkata, “Ada empat macam yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW:
“Puasa Asyura (10 Muharram), puasa 10 hari (di bulan Dzulhijjah), puasa 3 hari pada setiap bulan, dan salat dua rakaat sebelum salat subuh.”
Adapun, niat puasa Tarwiyah sebagai berikut.
“Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillahi ta’ala.”
Artinya:
“Saya niat puasa sunah Tarwiyah karena Allah Ta’ala.”
Tak hanya keutamaan di atas, puasa Tarwiyah pun memiliki kemuliaan. Beberapa di antara kemuliaan tersebut, antara lain memperoleh keberkahan dalam hidup, dilipatgandakan amal serta ibadahnya, hingga dibersihkan diri dari segala dosa dan kesalahan di masa lalu.
Puasa sunnah Tarwiyah hanya dianjurkan bagi umat Muslim yang tidak melaksanakan haji.
Sementara bagi mereka yang tengah menunaikan ibadah haji, maka haram hukumnya untuk melaksanakan puasa sunnah.
Sumber: tribunnews.com