Sebentar lagi, seluruh umat Islam di dunia akan menyambut Ramadhan. Kendati demikian, penentuan awal Ramadhan di Indonesia baru mencapai tahap pembahasan.
Menilik dari tahun sebelumnya, Muhammadiyah biasanya cenderung menetapkan Ramadhan satu hari lebih awal dibandingkan pemerintah dan NU.
Tahun ini, Muhammadiyah melalui Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sudah terlebih dahulu menetapkan awal Ramadhan 1439 H atau Puasa 2018 jatuh pada Kamis, 17 Mei 2018.
Hal ini disampaikan melalui keterangan resmi yang diterima Tribunnews.com beberapa waktu lalu. Awal Ramadhan 1439 H.
“Ijtima’ akhir bulan Sya’ban terjadi pada Selasa Kliwon, 29 Sya’ban 1439 H – 15 Mei 2018 pukul 18.50′.28″ WIB.
Tinggi Hilal di Yogyakarta (saat terbenam Matahari) : -00°, 02′, 50″ (Hilal belum wujud),” tulis pernyataan tersebut.
“1 Ramadhan 1439 H jatuh Kamis Pahing, 17 Mei 2018,” bunyi keterangan tersebut.
Sementara itu, awal puasa versi pemerintah dan NU baru akan ditentukan melalui Sidang Isbat yang digelar Selasa (15/5/2018) sore ini.
Kementerian Agama akan menggelar pemantauan hilal (rukyatul hilal) untuk menetapkan awal bulan ramadhan 1439 H.
Rukyatul Hilal akan dilakukan di 95 titik yang tersebar di 32 Provinsi di Indonesia.
“Hasil Rukyatul Hilal dan Data Hisab Posisi Hilal awal Ramadan akan dimusyawarahkan dalam sidang isbat untuk kemudian diambil keputusan penentuan awal Ramadan 1439H,” terang Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais Binsyar) A Juraidi di Jakarta.
Sementara itu, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) belum memutuskan karena menunggu sidang Isbat.
Kendati demikian, PBNU telah memprediksi penetapan Ramadhan 1439 H jatuh pada Kamis, 17 Mei 2018.
Hal ini berdasarkan hasil perhitungan astronomi sebagaimana tercantum dalam almanak resmi Lembaga Falakiyah PBNU.
Secara resmi, keputusan penetapan awal puasa 2018 oleh pemerintah telah diumumkan setelah shalat Maghrib oleh Menteri Agama, Lukman Hakim.
“Berdasarkan hasil sidang Isbat, 1 Ramadhan ditetapkan pada Kamis, 17 Mei 2018,” papar Lukman pada acara konferensi pers yang disiarkan secara langsung.
Antusiasme menyambut Ramadhan sudah sangat terasa.
Salah satu momen yang paling dinanti ketika Ramadhan adalah saat-saat sahur dan berbuka.
Buka puasa pun harus dijadikan momen untuk bersyukur pada Allah AWT karena diberi kelancaran menunaikan puasa selama Ramadhan.
Rasa syukur dapat diamalkan dengan melafalkan niat doa buka puasa.
Adapun doa buka puasa yang disunahkan untuk dilafalkan adalah sebagai berikut.
Doa Buka Puasa 1
Allahumma lakasumtu wabika aamantu wa’alaa rizqika afthortu birohmatika yaa arhamar roohimiin
Artinya:
Ya Allah keranaMu aku berpuasa, dengan Mu aku beriman, kepadaMu aku berserah dan dengan rezekiMu aku berbuka (puasa), dengan rahmat MU, Ya Allah Tuhan Maha Pengasih.
Doa Buka Puasa 2
Dzahaba-dz Dzoma’u, Wabtalati-l ‘Uruuqu wa Tsabata-l Ajru, Insyaa Allah
Artinya:
Telah hilang dahaga, urat-urat telah basah, dan telah diraih pahala, insya Allah.
Doa Sahur
Dalam kitab-kitab hadits, tidak ada doa khusus ketika makan sahur. Pun dalam kitab-kitab fiqih terkemuka (Misalnya Fiqih Sunnah, Fiqih Islam wa Adillatuhu, Fiqih Empat Madzhab), hanya dicantumkan doa berbuka namun tidak dicantumkan doa sahur.
Dengan demikian, doa sebelum makan sahur sama dengan doa sebelum makan. Yakni:
بِسْمِ اللَّهِ
Bismillah
Artinya:
“Dengan menyebut nama Allah”
Membaca basmalah ini berdasarkan hadits shahih:
“Apabila salah seorang di antara kalian makan, hendaklah ia menyebut nama Allah Ta’ala. Dan jika ia lupa, hendaklah ia membaca ‘Bismilaahi awalahu wa aakhirahu’” (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud)
Sedangkan doa yang lebih populer namun dipersoalkan keshahihannya adalah:
Allohumma baariklanaa fiimaa rozaqtanaa wa qinaa ‘adzaaban naar
Artinya:
“Ya Allah, berkahilah untuk kami apa yang Engkau karuniakan kepada kami dan peliharalah kami dari adzab neraka” (HR. Imam Malik dalam Al Muwatha’)
Lalu, bagaimana hukum dari membaca doa sebelum berbuka puasa dan sahur? Membaca doa berbuka puasa dan sahur adalah sunnah, dan tidak ada kaitannya dengan sah atau tidaknya puasa.
Artinya, apabila dibacakan akan mendapat pahala, dan jika tidak dilakukan pun tidak apa-apa.
Namun, alangkah baiknya membaca doa berbuka puasa untuk menambah pahala, dan puasa dipenuhi keberkahan.
Sumber: tribunnews.com