Dia adalah Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushoi Al-Quraisyiah AlAsadiyah radiyallahu ‘anha. perempuan yang pertama membenarkan kenabian Nabi. Dia juga yang bergelar Ath-Thahirah (perempuan Suci).
Perempuan yang kaya raya, hartanya melimpah. Begitu besar keinginannya untuk dinikahi oleh Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam jauh sebelum Nabi Muhammad diutus sebagai Nabi.
Yakni sejak ia mendengar cerita dari budak nya yang bernama Maisarah tentang tanda- tanda kenabian yang ada pada Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam.
Dan kisah rahib Bahira yang menjelaskan keutamaan Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam saat ia bersama dengannya untuk mendagangkan barang dagangan milik Khadijah ke negeri Syam.
Dan salah satu bentuk perjuangan besar Khadijah dalam menopang dakwah suaminya Shallallahu’alaihi wasallam terlihat sejak awal turunnya wahyu ketika ia menguatkan hati Nabi Shallallahu’alaihi wasallam untuk menerima wahyu- wahyu Allah yang diamanahkan kepadanya.
Nabi berkata kepadanya: “Sesungguhnya aku mengkhawatirkan diriku“, lalu Khadijah berkata: “Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu selamanya, sebab engkau adalah orang yang selalu menyambung tali silaturahmi, selalu meringankan beban orang lain, suka mencukupi kebutuhan orang lain, senantiasa memuliakan para tamu, serta menolong orang- orang yang terkena musibah“.
Kemudian Khadijah radiyallahu ‘anha langsung membawa baginda Nabi Shallallahu’alaihi wasallam ke anak pamannya Waraqah bin Naufal seorang penganut agama Nashrani pada masa jahiliyah dan sudah tua renta bahkan telah buta disebabkan usianya yang tua.
Lalu Waraqah bertanya kepada Nabi Shallallahu’alaihi wasallam, apa yang telah engkau lihat wahai saudaraku?
Nabi Shallallahu’alaihi wasallam pun mengabarkan apa yang telah ia lihat dari peristiwa wahyu. Waraqah berkata kepada beliau Shallallahu’alaihi wasallam:
Itulah An-Namus yang telah Allah turunkan kepada Musa ‘alahissalam, andai aku masih muda, andai aku masih hidup saat kaummu mengusirmu. Maka Nabi bertanya: “Apa mereka (kaumku)akan mengusirku?”.
Waraqah berkata: “Betul, tidaklah seorang yang datang dengan membawa kabar sepertimu melainkan akan dimusuhi, andai aku mendapati hal itu (saat engkau dimusuhi) pasti aku akan menolongmu dengan pertolongan yang sunguh-sungguh”, kemudian belum tiba masa itu Waraqah telah meninggal dunia.
Khadijahlah radiyallahu ‘anha perempuan yang pertama yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan membenarkan apa yang dibawa oleh RasulNya. Allah meringankan beban Nabi dengan keimanan istrinya.
Sehingga tidaklah Nabi Shallallahu’alaihi wasallam mendapatkan sesuatu yang buruk dikarenakan penolakan orang kepadanya, lalu beliau datang kepada istrinya Khadijah radiyallahu ‘anha melainkan Khadijah menguatkannya dan meringankan dukanya atas perilaku kaumnya kepadanya.
Oleh karena itu Nabi Shallallahu’alaihi wasallam senantiasa menyebut- nyebut hal- hal yang baik yang berkaitan dengan Khadijah radiyallahu ‘anh.
Bahkan setelah istrinya Khadijah radiyallahu ‘anha telah meninggal dunia, Aisyah radiyallahu ‘anha berkata:
“Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam hampir tiap keluar dari rumah lalu beliau teringat oleh istrinya Khadijah pasti beliau memberikan pujian- pujian terbaiknya kepadanya radiyallahu ‘anha, maka suatu hari kecemburuan yang sangat merasukiku lalu saya berkata: apa perlu kau mengingatnya (Khadija) padahal dia perempuan tua dan sungguh Allah telah memberi penggantinya yang jauh lebih baik darinya??!” .
Maka marahlah Rasulullah( mendengar perkataan Aisyah) lalu beliau bersabda:” tidak, demi Allah, Allah tidak pernah memberi pengganti yang lebih baik darinya, dia( khadijah) beriman kepadaku saat semua manusia mengingkariku, dan dia membenarkan apa yang aku bawa saat semua manusia mendustakanku, dia menolongku dengan hartanya saat semua manusia enggan, dan melalui rahimnyalah Allah mengkaruniai untukku anak-anakku tidak dari istri-istriku yang lain”.
Aisyah radiyallahu ‘anha berkata: “Nabi Shallallahu’alaihi wasallam tidak berpoligami saat bersama Khadijah hingga Khadijah meninggal dunia’’,
Beliau radiyallahu ‘anha juga berkata: “Saya belum pernah melihat Khadijah sama sekali, dan tidak ada perempuan yang membuatku sangat cemburu melainkan hanya Khadijah disebabkan nabi Shallallahu’alaihi wasallam sangat sering menyebut-nyebutntya“.
Ali bin Abi Thalib radiyallahu ‘anhu berkata, Saya mendengar Rasulullah bersabda: “Sebaik- baik perempuan adalah Maryam putri Imran dan sebaik-baik perempuan adalah Khadijah ” .
Maksudnya sebaik-baik perempuan penduduk dunia pada zamannya adalah Maryam putri Imran ‘alaihimassalam dan sebaik-baik perempuan dari umat islam ini adalah sayyidah Khadijah binti Khuwailid radiyallahu ‘anha.
Abu Musa radiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Banyak dari kaum laki-laki yang telah meraih kesempurnaan, dan tidak ada perempuan yang telah meraih kesempurnaan melainkan hanya tiga: Maryam binti Imran, Asiah istri Firaun dan Khadijah binti Khuwailid, dan keutamaan Aisyah atas seluruh perempuan adalah ibarat tsarid makanan yang paling istimewa dizaman nabi) dari seluruh makanan” .
Diantara bentuk karomah Khadijah radiyallahu ‘anha, Nabi Shallallahu’alaihi wasallam tidak menikah dengan perempuan lain sebelum dirinya dan seluruh anak-anak beliau dilahirkan dari rahimnya kecuali Ibrahim yang dilahirkan oleh Mariah al-Qibtiyah radhiyallahu ‘anha, dan beliau Shallallahu’alaihi wasallam tidak berpoligami sampai Khadijah meninggal dunia.
Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam yang mulia setia kepadanya (tak tergantikan di hati beliau Shallallahu’alaihi wasallam).
Beliau senantiasa memuji- mujinya dan menyayangi orang-orang yang disayang oleh Khadijah radiyallahu ‘anha.
Sumber: wahdah.or.id