Sahabat, setiap harta yang kita miliki ini sejatnya terdapat juga harta orang lain. Itulah dia kita wajib mengeluarkan hak oranglain dengan melalui jalan bersedekah.
Bersedekah banyak dilakukan kaum muslimin dibulan Ramadhan. Tidak diragukan lagi bahwa bersedekah di bulan Ramadhan memiliki nilai tersendiri.
Namun kita perlu waspadai, jangan sampai pahala dari bersedekah kita menjadi sia-sia. Apa saja yang membuat pahala besedekah menjadi sia-sia? Mari kita simak artikel berikut ini:
Pertama, tidak ikhlas atau Riya’. Riya’ yakni menampakkan amalnya kepada orang lain agar mendapat puijan. Bersedekah haruslah dengan keikhlasan.
Mungkin bagi sebagian orang perasaan Riya’ kerap kali muncul ketika pertama kali melakukan. Tapi jika menunggu orang beramal atau bersedekah harus dengan hati ikhlas.
Maka mungkin hanya sedikit atau bahkan tidak akan ada orang yang melakukan amal. Sehingga bersedekah meski tidak ikhlas diangggap tidak apa-apa.
Namun sangat disayangkan bila seseorang beramal dengan Riya’ atau dengan tidak ikhlas karena tidak akan mendapat keberkahan dari Allah swt.
Jika seseorang riya’ dalam amalan sedekahnya maka akan menghapus pahala sedekah tersebut. Bahkan perbutan riya’ tidah hanya dalam masalah sedekah saja. Riya’ dapat terjadi pada setiap amal dan menghapus pahala amal tersebut.
Kedua, Mengungkit dan menyakiti hati penerima. Terkadang juga secara tidak sadar mengungkit apa yang pernah dilakukan terdahulu sehingga hal tersebut juga secara tidak langsung menyakiti hati penerima.
Seperti misalnya perkataan “Tidak tahu diuntung. Dulu sewaktu susah siapa yang membantu?” dan masih bnyak perkataan lainnya yang dapat menyakitkan hati. Coba mari renungkan jika pernah berkata seperti kalimat tersebut.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima)… ” (QS. al-Baqarah: 264).
Ternyata, seseorang tidak mendapatkan pahala sedekah akibat melakukan dua kesalahan yakni mengungkit-ungkit sedekah dan menyakiti penerimanya.
Ketiga, bersifat ujub. Atau biasa kita ketahui dengan sifat yang sangat senang mengagumi diri sendiri dan senantiasa membanggakan dirinya sendiri. Sifat ini tercela dan harus dihindari oleh manusia karena dapat membuat orang menjadi sombong dan riya.
Dalam suatu hadits Rasulullah SAW bersabda bahwa seseorang yang merasa bangga dan menceritakan perbuatan baiknya pada orang lain maka pahala atas perbuatan baiknya tersebut akan dihapuskan.
Sebaiknya jika seseorang berbuat baik maka sebaiknya tidak diceritakan dan hanya ia serta Allah saja yang tahu.
“Tiga hal yang membinasakan : Kekikiran yang diperturutkan, hawa nafsu yang diumbar dan kekaguman seseorang pada dirinya sendiri.” (HR. Thabrani).
Keempat, Menggunakan uang haram. Hal ini diumpamakan seperti mencuci baju menggunakan urine. Memang, apa yang dikerjakan itu terlihat sangat baik karena dapat membantu sesama. Namun, tindakan yang dianggap baik ini justru bisa memasukan kita ke dalam neraka.
Dari Ibnu Mas’ud ra beliau terima dari Nabi SAW bersabda:
“Seorang hamba memperoleh harta haram lalu menginfakkannya seolah-olah diberkahi dan menyedekahkannya semua hartanya seolah-olah diterima melainkan usahanya itu makin mendorongnya masuk ke neraka, sesungguhnya Allah tidak akan menghapuskan keburukan dengan keburukan, akan tetapi menghapuskan keburukan dengan kebaikan; sesungguhnya kenistaan tidak akan menghapuskan kenistaan” (Musnad Ahmad 1/387).
Jelas Allah SWT adalah Maha Suci dan tidak menerima kecuali yang suci. Juga dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidaklah diterima shalat tanpa bersuci, tidak pula sedekah dari ghulul (harta haram)” (HR. Muslim no. 224).
Ghulul yang dimaksud di sini adalah harta yang berkaitan dengan hak orang lain seperti harta curian.
Semoga kita terhindar dari perbuatan sia-sia tersebut. Aamiin.
Sumber: ummi-online.com