Sebuah kabar mengejutkan belakangan beredar di internet maupun media sosial. Penguasa tertinggi monarki Inggris saat ini, yakni Ratu Elizabeth II, disebut merupakan keturunan dari Nabi Muhammad.
Bila anda mengetikkan kata Queen Elizabeth dan Muhammad sebagai kata kunci di Google, maka artikel terkait hal ini akan bermunculan.
Sejumlah media, baik dari Inggris, seperti The Daily Express, The Daily Mail, maupun media-media Asia, seperti Times of India, menulis soal kabar ini.
Benarkah para penguasa kerajaan Inggris, masih keturunan dari Nabi Muhammad? Dari mana kabar ini pertama kali berhembus? Dikutip dari Times of India, kabar soal silsilah mengejutkan antara Ratu Elizabeth II dan Nabi Muhammad ini berasal dari Maroko.
Kabar ini muncul lewat artikel di Al-Ousboue, sebuah koran berbahasa Arab yang terbit di Maroko, negara berpenduduk mayoritas muslim di Afrika.
Arikel itu ditulis oleh wartawan Al-Ousboue bernama Abdel-Hamid Al-Awni, dan terbit pada Maret 2018.
Saat menulis artikel tersebut, Abdel-Hamid Al-Awni bersandar pada gagasan yang dimunculkan oleh seorang penulis Amerika bernama Harold B Brooks-Baker, pada 1986.
Dalam artikelnya, Abdel-Hamid Al-Awni menulis, keluarga kerajaan Inggris mendapat ‘darah’ keturunan Nabi Muhammad dari Abu Al Qashim, seorang Raja Arab yang pernah berkuasa di Sevilla, Spanyol.
Pada zaman kuno, Spanyol memang dikuasai oleh orang-orang muslim. Ratu Elizabeth II, ditulis sebagai keturunan langsung dari putri Nabi Muhammad, Fatimah.
“Ini membuat darah Nabi Muhammad ada di raja-raja yang berkuasa di Maroko, Andulasia (Spanyol) dan Eropa,” tulis Abdel-Hamid Al-Awni di artikelnya.
Bila teori ini betul, maka Ratu Elizabeth II, berarti masih sepupu dari Raja Mohammed VI dari Maroko, dan Raja Abdullah II dari Yordania.
Awni kemudian melacak, benarkah garis keturunan dari Ratu Elizabeth II, menuju pada Fatimah, anak hasil pernikahan Nabi Muhammad dan Khadijah.
Penguasa Spanyol
Menurut Awni, bagaimana darah keturunan Nabi Muhammad bisa sampai ke Tanah Inggris, berawal dari penguasa Andalusia (Spanyol) pada abad 11, yakni Abu al-Qasim Muhammad bin Abbad.
Dia adalah keturunan Fatimah, putri Nabi Muhammad. Abu Al-Qasim kemudian punya putri bernama Zaida. Saat di masa jaya, Andalusia diserang oleh Kerajaan Almoravid atau Murabithun.
Zaida lari, bersembunyi dan ditampung oleh Raja Alfonso VI, sang penguasa Kerajaan Leon, Castille dan Galicia. Untuk melindungi diri, Zaida mengubah namanya menjadi Isabella.
Al-Awni, dalam artikel di koran berbahasa Arab Al-Ousboue menulis, Zaida akhirnya memutuskan untuk berganti agama, hingga ia memeluk Katolik Roma, agama mayoritas di Kerajaan Leon saat itu.
Masih menurut Awni, Zaida kemudian hamil oleh Raja Alfonso VI, dan melahirkan seorang anak laki-laki yang dinamai Sancha (ada yang menyebut Sancho).
Dari Sancha, darah Zaida mengalir ke Richard of Conisburgh, Earl of Cambridge.
Dari Richard of Conisburgh, kemudian turun temurun muncul raja-raja Inggris, mulai dari Raja George II sampai Raja George VI, yang merupakan ayah dari Ratu Elizabeth II.
Sementara, menurut laman Wikipedia, nama Zaida memang ada di kehidupan Raja Alfonso VI. Tapi di sini, Zaida tidak tercatat sebagai istri sah, melainkan sebagai concubine (selir). Dalam laman Wikipedia, Raja Alfonso VI sendiri punya 5 istri sah.
Nyata atau Fiktif
Lalu, bisakah kita memercayai Ratu Elizabeth II merupakan keturunan Nabi Muhammad? Kabar ini memang bukan kali ini saja berhembus.
Kabar ini bahkan sudah dianggap sebagai teori yang kerap muncul, lalu dibahas berulang kali.
Tahun 1986, kabar ini pertama dihembuskan oleh Harold B Brooks-Baker, lewat Burke’s Peerage, sebuah buku yang memetakan silsilah kebangsawanan anggota kerajaan Inggris.
Harold B Brooks-Baker, penulis kelahiran Amerika yang gagasannya dijadikan sandaran tulisan Awni, dikenal kerap memunculkan kontroversi dan sensasi terkait silsilah seseorang.
Dalam laman Wikipedia, Brooks-Baker, yang memproklamirkan diri sebagai seorang geneaologis, sempat pula diperiksa oleh FBI atas kasus penipuan.
Ia dituding berusaha meyakinkan sejumlah korban, bahwa ia bisa menemukan bukti seseorang merupakan keturunan orang penting atau bangsawan.
Brooks-Baker kemudian meminta uang dari hasil penelitiannya itu. Media Inggris seperti The Daily Mail menulis bahwa teori soal Ratu Inggris keturunan Nabi Muhammad ini diragukan oleh banyak ahli sejarah.
Tapi, The Daily Mail juga mengingatkan bahwa teori ini didukung oleh catatan silsilah di masa abad pertengahan Spanyol. Menurut The Daily Mail, ulama besar Mesir, Ali Gomaa, juga membenarkan teori ini.
Times of India mengungkapkan, pihak Kerajaan Inggris menolak mengomentari kabar tulisan Abdel-Hamid Al-Awni.
Sumber: tribunnews.com